DOWNLOAD KUMPULAN HADITS SHAHIH TENTANG PUASA RAMADHAN ~ Selamat datang di Agus Blog. Blog pendidikan tempat berbagi dan belajar.
Memasuki bulan ramadhan ini, setiap umat muslim diwajibkan untuk berpuasa dengan harapan agar menjadi hamba-hamba yang bertaqwa. Untuk bisa menjalaninya dengan benar tentunya kita membutuhkan sebuah rujukan yang benar, sehingga bisa menajadi pedoman kita dalam menjalankan puasa ramadhan. Berikut Agus Blog bagikan Kumpulan Hadits Shahih Tentang Puasa Ramadhan. Semoga bisa menjadi rujukan kita dalam menjalani puasa ramadhan.
KUMPULAN HADITS SHAHIH TENTANG PUASA RAMADHAN
1. Keutamaan bulan
Ramadhan
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka
dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan
dibelenggu. (Shahih Muslim No.1793)
2. Wajib berpuasa
Ramadan jika melihat hilal awal
Ramadan dan berhenti
puasa jika melihat hilal awal Syawal. Jika tertutup awan, maka hitunglah 30
hari Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut
tentang bulan Ramadan sambil mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah
engkau memulai puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadan dan
janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal.
Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari). (Shahih Muslim No.1795)
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Apabila engkau melihat
hilal (awal bulan Ramadan), maka hendaklah engkau memulai puasa. Apabila engkau
melihat hilal (awal bulan Syawal), maka hendaklah engkau berhenti puasa. Dan
apabila tertutup awan, maka hendaklah engkau berpuasa selama 30 hari. (Shahih
Muslim No.1808)
3. Larangan berpuasa
satu atau dua hari sebelum bulan Ramadan
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah engkau berpuasa
satu atau dua hari sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa,
maka baginya silakan berpuasa. (Shahih Muslim No.1812)
Hadis riwayat Ummu
Salamah ra.: Bahwa Rasulullah saw. pernah bersumpah tidak akan menemui sebagian
istri-istrinya selama sebulan. Dan setelah 29 hari berlalu, beliau datang
menemui mereka. Kemudian beliau ditanya: Wahai Nabi! Baginda bersumpah tidak
akan menemui kami selama satu bulan. Mendengar itu, beliau bersabda:
Sesungguhnya bulan itu berjumlah 29 hari. (Shahih Muslim No.1816)
4. Arti pernyataan Nabi
saw. bahwa dua bulan yang terdapat hari raya, jumlah harinya tidak berkurang
Hadis riwayat Abu Bakrah
ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Dua bulan yang terdapat hari raya,
harinya tidak berkurang; hari raya Ramadan dan bulan Zulhijah. (Shahih Muslim
No.1822)
5 Waktu berpuasa dimulai
sejak terbitnya fajar dan seseorang dibolehkan makan dan lainnya sampai terbit
fajar, sifat fajar yang berkaitan dengan masuknya waktu berpuasa serta masuknya
waktu salat subuh dan sebagainya
Hadis riwayat Adi bin
Hatim ra.: Ketika turun ayat: Sehingga nyata bagimu benang yang putih dari
benang yang hitam, yaitu fajar, maka Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah
saw: Wahai Rasulullah, sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang
berwarna hitam di bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu
malam dan waktu siang hari. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya bantalmu itu
sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan
putihnya (terangnya) siang pada saat fajar. (Shahih Muslim No.1824)
Hadis riwayat Sahal bin
Saad ra., ia berkata: Ketika turun ayat: Makan dan minumlah hingga nyata bagimu
benang yang putih dari benang yang hitam. Beliau berkata: Seorang lelaki
mengambil seutas benang yang berwarna putih dan seutas benang berwarna hitam.
Lalu ia makan sampai kedua benang tersebut kelihatan jelas olehnya, sampai
akhirnya Allah menurunkan ayat kelanjutannya Pada waktu fajar, sehingga
persoalannya menjadi jelas. (Shahih Muslim No.1825)
Hadis riwayat Abdullah
bin Umar ra.: Dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda bahwa ketika Bilal
mengumandangkan azan pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai
engkau mendengar azan yang dikumandangkan oleh Ibnu Ummu Maktum. (Shahih Muslim
No.1827)
Hadis riwayat Ibnu Masud
ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah sekali-kali azan Bilal itu
mencegah salah seorang di antara kalian untuk makan sahur, karena Bilal
mengumandangkan azan atau memanggil pada malam hari adalah untuk mengingatkan
orang yang sedang salat qiyam (akan dekatnya waktu fajar) dan untuk
membangunkan orang yang masih tidur. Selanjutnya beliau bersabda: Janganlah
engkau hiraukan ucapan seseorang bahwa fajar itu merenggangkan celah di antara
kedua jarinya. (Shahih Muslim No.1830)
6. Keutamaan sahur,
sunat mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka
Hadis riwayat Anas ra.,
ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Makan sahurlah kalian, karena pada makan
sahur itu terdapat keberkahan. (Shahih Muslim No.1835)
Hadis riwayat Zaid bin Tsabit
ra., ia berkata: Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian kami
melaksanakan salat. Kemudian saya bertanya: Berapa lamakah waktu antara
keduanya (antara makan sahur dengan salat)? Rasulullah saw. menjawab: Selama
bacaan lima puluh ayat. (Shahih Muslim No.1837)
Hadis riwayat Sahal bin
Saad ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang itu senantiasa dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (Shahih Muslim No.1838)
7. Keterangan waktu
berakhirnya puasa dan berlalunya waktu siang
Hadis riwayat Umar ra.,
ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Ketika malam datang, siang pergi dan
matahari pun terbenam, maka saat itulah orang yang berpuasa mulai berbuka.
(Shahih Muslim No.1841)
Hadis riwayat Abdullah
bin Abu Aufa ra., ia berkata: Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. di
bulan Ramadan. Ketika matahari terbenam, beliau bersabda: Wahai fulan,
singgahlah dan siapkanlah hidangan buat kami! Orang yang disuruh berkata: Wahai
Rasulullah, bukankah sebaiknya baginda tangguhkan sebentar? Rasulullah saw.
bersabda: Singgahlah dan siapkan hidangan buat kami! Kemudian ia singgah dan
menyiapkan hidangan, lalu ia memberikannya kepada beliau. Nabi saw. meminumnya,
kemudian bersabda sambil memberikan isyarat kedua tangannya: Jika matahari sudah
terbenam di arah sana dan malam sudah datang dari arah sana, maka orang yang
berpuasa boleh berbuka. (Shahih Muslim No.1842)
8. Larangan puasa wishal
(sambung)
Hadis riwayat Ibnu Umar
ra.: Bahwa Nabi saw. melarang puasa sambung (terus-menerus tanpa berbuka). Para
sahabat bertanya: Bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal? Nabi saw.
menjawab: Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Aku diberi makan dan minum.
(Shahih Muslim No.1844)
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata: puasa wishal? Beliau bersabda: Siapa di antara kalian
yang seperti aku? Sesungguhnya di malam hari aku diberi makan dan minum oleh
Tuhanku. Ketika mereka enggan menghentikan puasa sambung, beliau sengaja
membiarkannya sehari sampai beberapa hari. Kemudian pada hari berikutnya, mereka
melihat bulan (tanda masuk bulan Ramadan). Rasulullah saw. lantas bersabda:
Kalau bulan itu tertunda datangnya, niscaya akan aku tambah lagi berpuasa
sambung buat kalian sebagai pelajaran bagi mereka, karena mereka enggan
berhenti puasa sambung. (Shahih Muslim No.1846)
Hadis riwayat Anas ra.,
ia berkata: Rasulullah saw. pernah mengerjakan salat di bulan Ramadan. Kemudian
aku datang ikut salat di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan
ikut pula mengerjakan di sampingku dan seterusnya, sampai kira-kira sebanyak
sepuluh orang. Ketika Rasulullah saw. merasa akan keberadaan kami di
belakangnya, beliau meringankan salat kemudian pulang ke rumah untuk
melanjutkan salat yang masih tersisa. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada
beliau: Apakah semalam engkau sengaja memberikan pelajaran kepada kami? Beliau
menjawab: Betul, itulah alasan yang membuat aku melakukan seperti itu. Anas
berkata: Kemudian Rasulullah saw. melakukan puasa sambung. Hal itu terjadi di
akhir bulan Ramadan. Mengetahui hal itu maka ada beberapa orang sahabat yang
ikut berpuasa sambung. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Apakah mereka mau
ikut berpuasa sambung bersamaku? Sesungguhnya kalian tidak seperti aku. Demi
Allah, seandainya bulan ini dipanjangkan untukku, niscaya aku akan terus
berpuasa biar hal itu menjadi pelajaran bagi mereka yang keras kepala. (Shahih
Muslim No.1848)
9. Boleh ciuman dalam
keadaan puasa dengan syarat tidak membangkitkan nafsu
Hadis riwayat Aisyah
ra., ia berkata: Adalah Rasulullah saw. mencium salah seorang istri beliau dan
beliau sedang berpuasa lalu istrinya tersenyum. (Shahih Muslim No.1851)
Hadis riwayat Umar bin
Abu Salamah ra.: Bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw.: Bolehkah orang yang
sedang berpuasa itu berciuman (dengan istrinya)? Rasulullah saw. menjawab:
Tanyakan saja kepada Ummu Salamah. Kemudian ia (Ummu Salamah) memberitahukan kepadanya
bahwa Rasulullah saw. melakukannya. Umar bin Abu Salamah lalu berkata: Wahai
Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosa baginda yang lalu dan yang
akan datang? Rasulullah saw. bersabda padanya: Demi Allah, sesungguhnya aku
adalah orang yang paling takwa kepada Allah dari kalian. (Shahih Muslim
No.1863)
10. Sah puasa orang yang
masih junub pada waktu fajar
Hadis riwayat Aisyah ra.
dan Ummu Salamah ra. berkata: Rasulullah saw. pernah bangun pagi hari dalam
keadaan junub bukan karena mimpi kemudian beliau terus berpuasa. (Shahih Muslim
No.1864)
11. Diharamkan
"melakukan hubungan suami isteri" di siang hari bulan ramadhan
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata: Seorang lelaki datang menemui Nabi saw. dan berkata:
Celaka saya, wahai Rasulullah. Beliau bertanya: Apa yang membuat engkau celaka?
Lelaki itu menjawab: Saya telah "melakukan hubungan suami isteri"
dengan istri saya di siang hari bulan Ramadan. Beliau bertanya: Apakah engkau
mempunyai sesuatu untuk memerdekakan seorang budak? Ia menjawab: Tidak punya.
Beliau bertanya: Mampukah engkau berpuasa selama dua bulan berturut-turut? Ia
menjawab: Tidak mampu. Beliau bertanya lagi: Apakah engkau mempunyai sesuatu
untuk memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak punya. Kemudian
ia duduk menunggu sebentar. Lalu Rasulullah saw. memberikan sekeranjang kurma
kepadanya sambil bersabda: Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi bertanya: Tentunya
aku harus menyedekahkannya kepada orang yang paling miskin di antara kita,
sedangkan di daerah ini, tidak ada keluarga yang paling memerlukannya selain
dari kami. Maka Rasulullah saw. pun tertawa sampai kelihatan salah satu bagian
giginya. Kemudian beliau bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu.
(Shahih Muslim No.1870)
Hadis riwayat Aisyah
ra., ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata:
Celaka aku. Rasulullah saw. bertanya: Kenapa? Lelaki tadi menjawab: Aku telah
menggauli istriku pada siang hari bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda:
Bersedekahlah untuk itu, bersedekahlah. Tetapi laki-laki tadi berkata: Aku
tidak memiliki apa-apa. Lalu beliau menyuruhnya duduk sejenak. Kemudian beliau
memberikan kepadanya dua keranjang makanan dan menyuruhnya untuk
menyedekahkannya. (Shahih Muslim No.1873)
12. Boleh berpuasa atau
berbuka di siang hari bulan Ramadan bagi yang bepergian bukan untuk maksiat
apabila jarak perjalanan minimal kira-kira 45 km, dan bagi orang yang mampu
lebih baik berpuasa dan bagi yang keberatan boleh tidak puasa
Hadis riwayat Ibnu Abbas
ra.: Bahwa Rasulullah saw. bepergian pada tahun penaklukan kota Mekah di bulan
Ramadan. Beliau tetap berpuasa hingga tiba di daerah Kadid, beliau tidak
berpuasa. Dan para sahabat Rasulullah saw. selalu mengikuti kejadian demi
kejadian karena perintahnya. (Shahih Muslim No.1875)
Hadis riwayat Jabir bin
Abdullah ra., ia berkata: Adalah Rasulullah saw. pada suatu perjalanan melihat
seorang laki-laki dikerumuni orang banyak sehingga ia hampir-hampir tidak dapat
dikenali. Kemudian beliau bertanya: Ada apa dengannya? Para sahabat menjawab:
Dia sedang berpuasa. Rasulullah saw. bersabda: Bukan termasuk kebaikan kalian
berpuasa dalam perjalanan. (Shahih Muslim No.1879)
Hadis riwayat Anas Bin
Malik ra.: saw. pada bulan Ramadan, yang berpuasa tidak mencela yang tidak
puasa dan yang tidak puasa juga tidak mencela yang berpuasa. (Shahih Muslim
No.1884)
13. Pahala orang yang
tidak puasa dalam perjalanan jika ia menangani suatu pekerjaan
Hadis riwayat Anas ra.,
ia berkata: Kami pernah bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Di
antara kami ada yang tetap berpusa dan ada pula yang tidak puasa. Kami singgah
di sebuah tempat saat hari sedang panas sekali. Di antara kami yang paling
banyak mendapat naungan ialah orang-orang yang berpakaian lengkap, sementara
orang-orang yang tidak berpakaian lengkap mereka melindungi kepalanya dari
teriknya matahari dengan menutupkan tangannya ke atas. Maka orang-orang yang
berpuasa berjatuhan (karena lemah) dan mereka yang tidak puasa masih dapat
tegak berdiri. Mereka kemudian mendirikan tenda-tenda dan memberikan minum
unta-unta. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang yang berbuka hari ini
pergi membawa pahala. (Shahih Muslim No.1886)
14. Memilih puasa atau
tidak puasa dalam bepergian
Hadis riwayat Aisyah
ra., ia berkata: Hamzah bin Amru Al-Aslami bertanya kepada Rasulullah saw.
tentang puasa dalam perjalanan, maka beliau menjawab: Jika engkau mau,
berpuasalah dan jika engkau tidak mau, maka boleh tidak puasa. (Shahih Muslim
No.1889)
Hadis riwayat Abu Darda
ra., ia berkata: Kami pernah bepergian bersama Rasulullah saw. di bulan Ramadan
pada hari yang sangat panas, sehingga sampai sebagian kami terpaksa harus
menutupkan tangan pada kepalanya, karena teriknya matahari. Kami semua tidak
ada yang berpuasa kecuali Rasulullah saw. dan Abdullah bin Rawahah. (Shahih
Muslim No.1892)
15. Sunat berbuka bagi
orang yang beribadah haji pada hari Arafah di Arafah
Hadis riwayat Ummul
Fadhel binti Harits ra.: Bahwa beberapa orang berdebat di dekatnya pada hari
Arafah tentang puasa Rasulullah saw. Sebagian mereka ada yang mengatakan bahwa
pada hari itu beliau berpuasa, sebagian mengatakan bahwa pada hari itu beliau
tidak berpuasa. Kemudian aku mengirimkan segelas susu kepada beliau yang wukuf
dekat untanya di Arafah. Ternyata beliau meminumnya (beliau tidak puasa).
(Shahih Muslim No.1894)
Hadis riwayat Ummul
Fadhel ra., ia berkata: Beberapa orang sahabat Rasulullah saw. merasa ragu akan
hukum puasa hari Arafah, sedangkan kami di sana bersama Rasulullah saw. Maka
aku mengirimkan secangkir susu kepada beliau, sewaktu beliau berada di Arafah
lalu beliau meminumnya (tidak puasa). (Shahih Muslim No.1895)
Hadis riwayat Aisyah
ra., ia berkata: Adalah kaum Quraisy pada zaman Jahiliyah selalu berpuasa pada
hari Asyura' dan Rasulullah saw. juga berpuasa pada hari itu. Ketika beliau
hijrah ke Madinah, beliau tetap berpuasa pada hari itu dan menyuruh para
sahabat untuk berpuasa pada hari itu. Namun ketika diwajibkan puasa bulan
Ramadan, beliau bersabda: Barang siapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah
dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa, maka ia boleh meninggalkannya.
(Shahih Muslim No.1897)
Hadis riwayat Abdullah
Ibnu Umar ra.: Bahwa orang-orang Jahiliyah dahulu selalu berpuasa pada hari
Asyura'. Dan bahwa Rasulullah saw. dan kaum muslimin juga berpuasa pada hari
itu sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan. Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya hari Asyura' adalah hari-hari Allah, maka barang siapa yang ingin
berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu dan barang siapa yang tidak ingin,
maka ia boleh meninggalkannya. (Shahih Muslim No.1901)
Hadis riwayat Abdullah
bin Masud ra.: Dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Asy`ats bin Qais datang
menjumpai Abdullah, ketika ia sedang makan siang, ia (Abdullah) berkata: Wahai
Abu Muhammad, mari kita makan siang. Ia (Asy`ats) berkata: Bukankah hari ini
adalah hari Asyura'? Ia (Abdullah) bertanya: Apakah engkau mengetahui apa hari
Asyura' itu? Ia (Asy`ats) menjawab: Hari apa itu. Kemudian ia (Abdullah)
menjelaskan: Hari itu adalah hari yang dahulu Rasulullah saw. selalu berpuasa
sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan dan ketika puasa bulan Ramadan
diwajibkan, puasa hari Asyura' itu ditinggalkan. (Shahih Muslim No.1905)
Hadis riwayat Muawiyah
bin Abu Sufyan ra.: Dari Humaid bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Muawiyah bin
Abu Sufyan berpidato di Madinah pada hari Asyura' ketika ia berkunjung ke kota
tersebut. Ia bertanya: Di manakah ulama-ulama kalian, wahai penduduk Madinah?
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda tentang hari ini. Hari ini adalah
hari Asyura' dan Allah tidak mewajibkan kalian melaksanakan puasa pada hari
ini, tetapi aku berpuasa. Maka barang siapa di antara kalian ingin berpuasa,
maka berpuasalah dan barang siapa di antara kalian ingin berbuka, maka silakan
tidak puasa. (Shahih Muslim No.1909)
Hadis riwayat Ibnu Abbas
ra., ia berkata: Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau menjumpai
orang-orang Yahudi melaksanakan puasa hari Asyura'. Ketika ditanyakan tentang
hal itu, mereka menjawab: Hari ini adalah hari kemenangan yang telah diberikan
Allah kepada Nabi Musa as. dan Bani Israel atas Firaun. Karena itulah pada hari
ini kami berpuasa sebagai penghormatan padanya. Mendengar jawaban itu
Rasulullah saw. bersabda: Kami lebih berhak atas Musa dari kalian, maka beliau
menyuruh para sahabat untuk berpuasa. (Shahih Muslim No.1910)
Hadis riwayat Abu Musa
ra., ia berkata: Hari Asyura' adalah hari yang dimuliakan orang-orang Yahudi
dan dijadikannya sebagai hari raya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Berpuasalah
kalian pada hari Asyura' tersebut. (Shahih Muslim No.1912)
16. Barang siapa makan
pada siang hari Asyura', maka hendaknya ia berpuasa pada sisa harinya
Hadis riwayat Salamah
bin Akwa` ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah mengutus seorang laki-laki dari
Aslam pada hari Asyura' untuk mengumumkan kepada manusia bahwa Barang siapa
yang belum berpuasa, maka hendaknya ia berpuasa dan barang siapa yang terlanjur
makan, maka hendaknya ia menyempurnakan dengan berpuasa sampai menjelang malam.
(Shahih Muslim No.1918)
Hadis riwayat Rubayyi`
binti Muawwidz bin Afra' ra., ia berkata: Rasulullah saw. mengirim surat ke
kampung-kampung Ansar di sekitar Madinah yang isinya: Barang siapa yang pada
pagi hari ini dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya ia menyempurnakan puasanya
itu. Barang siapa yang pada pagi hari ini tidak berpuasa, maka hendaknya ia
berpuasa pada sisa harinya. Setelah itu kami berpuasa, bahkan kami menyuruh
anak-anak kami yang masih kecil untuk ikut berpuasa bersama kami atas izin
Allah. Sehingga ketika kami berangkat ke mesjid, kami membuatkan untuk mereka
(anak-anak kami) mainan dari bulu kambing kibasy. Jika di antara mereka ada
yang menangis minta makan, maka kami (hiburnya) dengan memberikan mainan
tersebut. Demikian yang kami lakukan sampai kami semua boleh berbuka. (Shahih
Muslim No.1919)
17. Larangan berpuasa
pada hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha
Hadis riwayat Umar bin
Khathab ra., ia berkata: Bahwa dua hari ini hari yang dilarang Rasulullah saw.
untuk berpuasa, yaitu hari raya Idul Fitri setelah kalian berpuasa (Ramadan)
dan hari raya makan (daging kurban) setelah kalian menunaikan ibadah haji. (Shahih
Muslim No.1920)
Hadis riwayat Abu Said
Khudhri ra., ia berkata:Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah
patut berpuasa pada dua hari tertentu, yakni Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya
Idul Fitri setelah puasa Ramadan. (Shahih Muslim No.1922)
Hadis riwayat Ibnu Umar
ra.: Seorang laki-laki datang kepada Ibnu Umar ra. dan berkata: Sungguh aku
telah bernazar untuk berpuasa satu hari yang bertepatan dengan Hari Raya Idul
Adha atau Hari Raya Idul Fitri. Ibnu Umar ra. berkata: Allah Taala memerintahkan
untuk menepati janji, nazar dan Rasulullah saw. melarang puasa pada hari ini.
(Shahih Muslim No.1924)
18. Makruh berpuasa pada
hari Jumat saja
Baitullah: Apakah
Rasulullah saw. melarang puasa pada hari Jumat saja? Jabir menjawab: Ya, demi
Tuhan Baitullah ini. (Shahih Muslim No.1928) Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia
berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian
berpuasa pada hari Jumat, kecuali ia berpuasa sehari sebelumnya atau (berniat
puasa) hari sesudahnya. (Shahih Muslim No.1929)
19. Membayar puasa
Ramadan di bulan Syakban
Hadis riwayat Aisyah
ra., ia berkata: Adalah aku mempunyai tanggungan puasa Ramadan, aku tidak dapat
membayarnya kecuali pada bulan Syakban, karena kesibukan dari Rasulullah saw.
atau kesibukan bersama Rasulullah SAW (Shahih Muslim No.1933)
20. Hukum puasa pada
hari-hari akhir bulan Sya'ban
Hadis riwayat Imran bin
Hushain ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda kepadanya atau kepada orang lain
(dan ia mendengarnya): Apakah engkau berpuasa pada hari-hari akhir bulan
Syakban? Aku menjawab: Tidak. Beliau bersabda: Kalau begitu, maka berpuasalah
dua hari. (Shahih Muslim No.1975)
21. Membayarkan
tanggungan puasa orang yang telah meninggal
Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang meninggal dunia dan ia
mempunyai tanggungan puasa, maka walinya harus berpuasa untuk membayar
tangungannya. (Shahih Muslim No.1935)
Hadis riwayat Ibnu Abbas
ra.: Bahwa seorang perempuan datang kepada Rasulullah saw. dan berkata:
Sesungguhnya ibuku telah meninggal dan ia mempunyai tanggungan puasa sebulan.
Beliau bertanya: Apa pendapatmu jika ibumu mempunyai utang kepada orang lain,
apakah engkau akan membayarnya? Ia menjawab: Ya (aku akan bayar). Beliau bersabda:
Utang kepada Allah adalah lebih berhak untuk dibayar. (Shahih Muslim No.1936)
22. Menjaga lidah bagi
yang berpuasa
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang dari
kalian bengun dalam keadaan berpuasa, maka janganlah ia berbicara jorok dan
kotor, maka jika seseorang dicaci atau diperangi, maka hendaklah ia berkata:
Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa. (Shahih Muslim No.1941)
23. Keutamaan puasa
Hadis riwayat Sahal bin
Saad ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di dalam surga itu
terdapat pintu yang bernama Rayyan. mana orang-orang yang puasa? Kemudian
mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka
sudah masuk, maka pintu itu ditutup kembali dan tidak ada orang yang akan masuk
lewat pintu itu. (Shahih Muslim No.1947)
24. Keutamaan berpuasa
di jalan Allah bagi orang yang mampu, tanpa mudarat dan meninggalkan hak
(bekerja)
Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah seorang hamba
yang berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya
dari api neraka sejauh jarak perjalanan 70 tahun. (Shahih Muslim No.1948)
25. Makan, minum dan
"melakukan hubungan suami isteri" bagi orang yang lupa itu tidak membatalkan
puasa
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa lupa bahwa ia
sedang berpuasa, sehingga ia makan atau minum, maka hendaklah ia meneruskan
puasanya, karena sesungguhnya ia telah diberi makan dan minum oleh Allah.
(Shahih Muslim No.1952)
26. Puasanya Nabi saw.
pada selain bulan Ramadan. dan sunat tidak mengosongkan satu bulan dari puasa
Hadis riwayat Ibnu Abbas
ra., ia berkata: Rasulullah saw. tidak pernah berpuasa satu bulan penuh,
kecuali pada bulan Ramadan. Beliau berpuasa, jika beliau mau, sampai-sampai ada
yang mengira bahwa beliau, demi Allah, tidak pernah tidak puasa. Jika beliau
mau, beliau tidak puasa, sampai-sampai ada yang mengira bahwa beliau, demi
Allah, beliau tidak pernah puasa. (Shahih Muslim No.1959)
Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah selalu berpuasa (sunat), sampai ada yang
mengatakan bahwa beliau seakan-akan berpuasa terus-menerus. Dan pernah pula
beliau selalu tidak berpuasa, sampai ada yang mengatakan bahwa beliau tidak pernah
puasa (sunat). (Shahih Muslim No.1961)
27. Larangan berpuasa
setahun penuh bagi yang akan memudaratkan atau menjadikan kewajibannya
terbengkalai atau tidak berbuka pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha serta
pada hari tasyrik dan penjelasan keutamaan berpuasa selang seling
Hadis riwayat Abdullah
bin Amru bin Ash ra., ia berkata: Rasulullah saw. dikabarkan bahwa aku pernah
berkata akan selalu salat qiyam, akan berpuasa pada siang harinya sepanjang
hidupku. Kemudian Rasulullah saw. bertanya: Betulkah engkau pernah bilang
demikian? Aku menjawab: Betul, aku pernah mengatakannya, wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh engkau tidak akan mampu melakukan yang
demikian. Oleh karena itu berpuasalah dan juga berbukalah. Tidurlah dan bangun
malamlah. Berpuasalah tiga hari dalam setiap bulan. Sebab, satu kebajikan itu
nilainya sama dengan sepuluh kebajikan. Dan yang demikian itu (puasa tiga hari
dalam tiap bulan) nilainya sama dengan puasa satu tahun. Lalu aku katakan
kepada Tetapi aku mampu berbuat lebih dari itu. Rasulullah saw. bersabda: Jika
begitu, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itu adalah puasa nabi Daud
as. dan itulah puasa yang tengah-tengah. Kemudian aku berkata: Sungguh aku
mampu berbuat lebih dari itu. Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada yang lebih
utama dari itu. Abdullah bin Amru ra. berkata: Aku terima tiga hari sebagaimana
yang dikatakan Rasulullah saw. adalah lebih aku sukai dari istri dan hartaku.
(Shahih Muslim No.1962)
28. Keutamaan lailatulkadar, anjuran untuk mencarinya,
keterangan tentang waktunya dan waktu lebih diharapkan saat mencarinya
Hadis riwayat Ibnu Umar
ra.: Bahwa sekelompok orang dari sahabat Rasulullah saw. bermimpi melihat
lailatulkadar pada hari ke tujuh yang terakhir. Kemudian Rasulullah saw.
bersabda: Menurutku bahwa mimpi kalian pasti bertepatan dengan hari ke tujuh
terakhir, maka barang siapa yang ingin menantinya, maka hendaklah ia menanti
pada hari ke tujuh terakhir (bulan Ramadan). (Shahih Muslim No.1985)
Hadis riwayat Abu Said
Al-Khudri ra.: Rasulullah saw. pernah melakukan iktikaf pada sepuluh hari
pertengahan bulan Ramadan. Ketika mana waktu dua puluh malam telah berlalu dan
akan menyambut malam yang kedua puluh satu, maka beliau kembali ke rumahnya dan
sahabat yang beriktikaf bersama beliau juga kembali ke rumah mereka. Kemudian
beliau bangun malam pada malam ia kembali dari iktikaf dan berpidato di hadapan
sahabat serta menyuruh mereka untuk melaksanakan kehendak Allah lalu bersabda:
Sungguh dahulu aku iktikaf pada sepuluh malam ini (sepuluh malam pertengahan)
kemudian nampak olehku (melalui mimpi) untuk iktikaf pada sepuluh malam akhir.
Barang siapa yang pernah iktikaf bersamaku, maka hendaklah ia tidur di tempat
iktikafnya. Sesungguhnya aku telah melihat (lailatulkadar) pada malam-malam
ini, tetapi lalu aku lupa (waktunya), maka cari dan nantikanlah malam itu di
sepuluh malam akhir yang ganjil. Aku pernah bermimpi bahwa aku sujud di air dan
lumpur. Abu Said Al-Khudri berkata: Pada malam kedua puluh satu, kami
diturunkan hujan, sehingga air mengalir dari atap mesjid ke tempat salat
Rasulullah saw., lalu aku memperhatikan beliau. Beliau sudah selesai dari salat
Subuh dan pada wajah beliau basah dengan lumpur dan air. (Shahih Muslim
No.1993)
Hadis riwayat Aisyah
ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Cari dan nantikanlah lailatulkadar
pada sepuluh terakhir bulan Ramadan. (Shahih Muslim No.1998)
“Barang siapa melakukan
puasa Ramadhan semata-mata karena keimanan dan mencari ganjaran, niscaya
diampuni dosa-dosanya yang
“Sholat lima waktu,
ibadah jum’at hingga jum’at berikutnya, ibadah Ramadhan hingga Ramadhan
berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi diantara waktu-waktu itu
asalkan dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim).
"Setiap amal yang
dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali
lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat, - Allah Ta'ala berfirman: “
kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang langsung
membalasnya. (Dalam puasa, anak Adam) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya
karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika
berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau
mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi."
(HR Bukhari dan Muslim)
Dari Sahl bin Sa’d RA
bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya di surga ada
satu pintu yang disebut Ar-Royyan. Itulah pintu yang pada hari kiamat
dikhususkan bagi orang-orang yang puasa. Tak ada satupun orang lain masuk dari
pintu itu. Ketika itu berkumandang seruan: “Mana orang-orang yang puasa?” Maka
mereka pun bangkit (untuk masuk dari pintu itu). Tak ada satupun orang lain
yang menyertai mereka. Apabila mereka sudah masuk, pintu itu ditutup. Jadi tak
ada satupun orang lain yang masuk dari pintu itu. (HR Bukhori dan Muslim).
“Barang siapa yang
melakukan qiyam Romadon dengan penuh iman dan perhitungan, maka diampuni
dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘aliahi)
“Sebaik-baiknya sedekah
yaitu sedekah di bulan Ramadhan’ (HR AlBaihaqi, Alkhotib dan At-Turmudzi)
“Barangsiapa yang
memberi ifthor (santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, maka
ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa me ngurangi
pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
“Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh hari terakhir menghidupkan malam
harinya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya” (HR
Bukhari dan Muslim).
“Dari Abu Hurairah
menceritakan, bahwa Nabi SAW sangat menganjurkan qiyam Ramadhan dengan tidak
mewajibkannya. Kemudian Nabi SAW bersabda:”Siapa saja yang mendirikan shalat di
malam Ramadhan penuh dengan keimanan dan harapan maka ia diampuni dosa-dosa
yang telah lampau “(Muttafaq ‘alaihi, lafazh imam Muslim dalam shahihnya: 6/40)
"Barangsiapa
melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap
pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits
Muttafaq 'Alaih)
Hadis khusus untuk
wanita yang akan mengerjakan Tarwaih di mesjid: "Jika salah seorang
diantara kalian (para wanita) ingin mendatangi masjid maka janganlah menyentuh
wangi wangian"
HR. Muslim. "Wanita
manapun yang memakai wangi wangian, kemudian pergi ke masjid, maka shalatnya
tidak diterima sampai ia mandi". HR. Ibnu Majah. Barangsiapa berbuka puasa
sehari tanpa ruksha (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat
ditebus dengan berpuasa semur hidup meskipun dia melakukannya (HR Al bukhari
dan muslim)
Barang siapa tidak dapat
meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Alloh tidak
membutuhkan lapar dan hausnya (HR. Al bukhari)
Rasululloh Saw menaiki
mimbar untuk berkhotbah. Menginjak anak tangga pertama beliau mengucapkan Aamin
begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. seusai shalat para sahabat lalu
bertanya mengapa rasululloh mengucapkan Aamin, Beliau lalu menjawab malaikat
jibril datang dan berkata "kecewa dan merugi orang yang bila namamu
disebut dia tidak mengucapkan shalawat atasmu" lalu akau berucap Aamin,
kemudian malaikat berkata lagi "kecewa dan merugi yang berkesempatan hidup
bersama orang tuanya tetapi dia tidak bisa sampai masuk surga" lalu aku
menjawab Aamin, kemudian katanya lagi, "kecewa dan merugi orang yang
berkesempatan hidup di bulan ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya"
lalu aku mengucapkan Aamin (HR Ahmad)
Bagi yang ingin mendownloadnya silahkan klik link di bawah ini :
Demikian artikel mengenai "KUMPULAN HADITS SHAHIH TENTANG PUASA RAMADHAN". Semoga bisa menjadi bekal bagi kita dalam menjalani puasa ramadhan dengan benar dan lancar. Amiin