PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN ~ Saat ini kita berada pada era digital, dimana hampir semua sisi
kehidupan tidak bisa kita lepaskan dari perangkat-perangkat elektonik atau
digital. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua sudah memanfaatkan perangkat digital. Dahulunya hanya orang tua yang bekerja yang memiliki telepon selular yang
minim aplikasi sekarang anak TK pun sudah sangat mahir menggunakan smartphone
yang memiliki beragam aplikasi.
TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, tanpa terasa sudah banyak hal yang berubah dalam dunia pendidikan. Guru yang biasanya sebagai pusat informasi kini mulai bergeser karena anak dapat mencari informasi sendiri di dunia maya. Sebenarnya hal ini kalau bisa dimanfaatkan dengan baik maka akan menambah kreatifitas pada diri anak, tetapi terkadang hal ini justru disalahgunakan anak untuk mencari informasi yang kurang bermanfaat atau malah informasi yang menyimpang. Dengan dalih menyelesaikan tugas dari sekolah yang berbahan internet terkadang orang tua harus mengijinkan anaknya untuk mengakses internet tanpa adanya pengawasan. Hal inilah yang terkadang dijadikan kesempatan bagi anak-anak untuk bisa bebas berselancar di dunia maya, hingga membuka situs-situs yang terlarang dan berbahaya. Kemudahan akses internet baik itu melalui wifi atau paket internet saat ini sangat mudah untuk didapatkan, hal tersebut membuat anak-anak susah untuk dikontrol oleh orang tua apalagi jika orang tuanya bekerja di luar rumah. Pengaruh dari dunia digital memang sangat terasa dalam kehidupan anak. Nilai-nilai kepribadian bangsa mulai tergerus sedikit demi sedikit. Zaman dahulu anak sangat hormat sekali terhadap guru, tetapi sekarang rasa hormat itu luntur sedikit demi sedikit bahkan baru-baru ini kita dengar ada murid yang memukul gurunya sampai meninggal. Hal itu salah satunya dikarenakan banyaknya tontonan yang mengajarkan kekerasan. Rasa tanggung jawab anak pun sekarang semakin rendah. Dahulu jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru anak sangat merasa bersalah dan bingung, tetapi sekarang rasanya biasa-biasa saja karena teman-temanya juga begitu. Kecanduan game online ataupun situs-situs porno telah merusak otak anak-anak sehingga mereka malas untuk berfikir dan mempelajari materi-materi yang diajarkan di sekolah.
Rasanya tidaklah pantas jika melihat kondisi seperti itu, kita hanya menyerahkan pendidikan anak-anak kita kepada sekolah semata. Keluarga sebagai sistem sosial dan pendidikan terkecil harus punya peranan yang vital. Anak hanya 8 jam per-hari di sekolah sisanya di luar sekolah jadi, tidaklah mungkin jika waktu 8 jam itu bisa menutupi waktu sisanya. Terkadang memang ada orang tua yang pusing dengan polah tingkah anaknya dan sudah tidak bisa mengatasi anaknya, yang akhirnya hanya pasrah ke sekolah dan bersedia membayar biaya yang mahal untuk pendidikan anaknya. Tentu saja ini bukan solusi karena mungkin saja di sekolah dia bisa dijaga tingkah lakunya, tetapi jika keluarganya tidak bisa mengontrolnya selama di luar sekolah maka, akibatnya juga akan terbawa kepada pergaulan yang tidak baik. Kita harus menyadari bahwa keluarga adalah peletak dasar pendidikan agama, etika dan moral bagi anak. Artinya jika fondasi dasar yang ditanamkan orang tua bagus maka itu akan menjadikan modal yang kuat bagi anak untuk menghadapi era digital ini, tetapi sebaliknya jika fondasinya buruk maka anak akan sangat mudah terombang ambing terbawa arus globalisasi.
PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai orang tua untuk menanamkan dasar-dasar pendidikan yang kuat bagi anak. Berikut ini adalah hal yang bisa kita lakukan sebagai orang tua untuk mendidik anaknya di dalam lingkup keluarga.
Mengajari agama sejak dini. Agama adalah suatu hal yang mendasari segalanya. Ibarat sebuah pohon maka agama adalah akarnya. Jika akarnya kuat maka pohonya tidak mudah goyah, tetapi jika akarnya lemah maka pohonya akan mudah dicabut. Menanamkan agama sejak dini bisa dilakukan dengan mengajari anak siapa Penciptanya, bagaimana beribadah kepadanya, hal-hal apa yang disukai dan akan mendatangkan rahmatNya dan hal yang harus dihindari karena mendatangkan murkaNya. Dengan menanamkan sejak dini maka diharapkan nilai-nilai itu terhunjam kuat di dalam diri anak.
Menanamkan rasa tanggung jawab pada anak. Penanaman tanggung jawab sejak dini juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Hal ini akan memberikan bekal pada diri anak untuk menghadapi kehidupanya pada masa dewasa. Sejak kecil anak dibiasakan untuk membereskan mainanya sendiri jika sudah selesai bermain. Jika sudah agak besar anak bisa diberikan tanggung jawab untuk mengurus pakainya sendiri dan diberikan pembagian tugas untuk ikut serta dalam mengurus rumah. Dengan demikian anak akan terbiasa mandiri dan tidak mudah mengeluh terhadap suatu tugas karena sudah terbiasa kerja keras walaupun dalam lingkup kecil.
Mengajari anak untuk bersosialisasi dengan baik. Dalam era digital ini menjadikan yang jauh menjadi dekat, tetapi yang dekat menjadi jauh. Kita tidak tahu tetangga kita karena banyak menghabiskan waktu dengan gadget kita, tetapi kita bisa tahu banyak orang di luar sana yang jauh dari kita. Hal ini sangatlah membuat miris karena orang di luar sana mungkin tidak akan bisa menolong kita ketika kita ada kesulitan, tetapi orang terdekat kitalah yang bisa kita mintai tolong dengan segera. Maka hendaknya kita mengajari anak kita untuk sering mengenal lingkungan sekitar kita, bertegur sapa dengan orang dan menolong tetangga yang membutuhkan bantuan. Sosialisasi ini juga penting untuk anak kedepanya karena pada umumnya anak yang pandai bersosialisasi dia akan mudah diterima di manapun.
Menanamkan disipin sejak dini. Banyak sudah pembuktian bahwa disiplin adalah penentu keberhasilan seseorang. Orang tua hendaknya mengajari anak untuk bisa membagi waktunya dengan baik, kapan harus bermain, kapan harus belajar, kapan waktu membantu orang tua dan yang lainya. Jika dia terbiasa untuk melakukan hal itu maka tidaklah mungkin kalau dia akan menghabiskan waktu untuk bermain-main saja karena dia sudah punya kebiasaan disiplin dari awal.
Mendampingi anak dalam belajar. Terkadang anak merasa kesulitan dengan pelajaran di sekolah, disinilah peran orang tua mendampinginya untuk belajar. Walaupun tidak menguasai materi anaknya, tetapi dengan menemani anaknya belajar dapat memberikan motivasi pada anaknya untuk pantang menyerah dalam belajarnya. Hal ini bisa merupakan sumber kekuatan yang luar biasa buat si anak karena dia merasa orang tuanya sangat perhatian kepadanya, sehingga dia tidak mau mengecewakan orang tuanya dengan belajar sungguh-sungguh.
Untuk melakukan hal-hal di atas tentu saja memerlukan kerjasama dari seluruh anggota keluarga. Harus ada kesepakatan antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya. Jangan sampai ibu membolehkan melakukan sesuatu hal, tetapi ayah melarangnya karena akan membuat anak menjadi bingung dan akhirnya mencari pelarian ke luar rumah. Aturan harus dibuat bersama dan dilaksanakan secara konsekuen. Tidak boleh kalau anak dilarang menggunakan gadget secara berlebihan tapi ternyata orang tuanya sering menggunakan gadget di depan anak. Anak juga perlu dipahamkan tentang dampak baik dan buruk dalam melakukan sesuatu. Misalnya, dalam memberikan pengertian terhadap anak mengenai dampak negatif dari gadget, tentu saja dengan bahasa yang mudah diterima oleh anak sehingga ketika dia dilarang membuka situs "yang tidak baik", dia dapat menerimanya dengan kesadaran yang tinggi.
Memang tidak mudah mendidik anak zaman sekarang, maka dari itu perlu adanya sinergi antara orang tua dan guru dalam melakukannya. Anak adalah harapan bangsa yang ditanganyalah nasib bangsa ini kelak dipertaruhkan. Tanggung jawab yang besar ini harus dilakukan secara bersungguh-sungguh agar memperoleh hasil yang maksimal yaitu anak yang memiliki kepribadian kuat sehingga dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang kuat pula. Itulah pentingnya pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan di era kekinian. #sahabatkeluarga
Referensi :
Mendampingi Remaja Milenial
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4633)
Sumber Gambar :
Pixabay.com
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4633)
Sumber Gambar :
Pixabay.com